Warta Malang – Slamet Hariyanto, warga Desa Ngroto, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang telah menemukan penghasil energi listrik baru yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Hampa (PLTH).
PLTH yang ditemukan Slamet, menggunakan karbon dari batok dan sabut kelapa yang berfungsi sebagai penyimpan energi sebagai alat penggerak listrik. Meski bahan bakarnya sederhana, alat ini mampu menghasilkan energi listrik berdaya tinggi sampai 220 volt dengan kapasitas 1000 hingga 6000 watt khusus pada fuse 1. Sedangkan fuse 3 mampu menghasilkan 380 fuse dengan kapasitas tegangan diatas 13000 volt.
“Selama 4 tahun saya mengotak-atik sebelum berhasil seperti ini,” kata Slamet.
Meski hanya lulus SD, Slamet bisa menciptakan pembangkit yang lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan bakar minyak. Alatnya pun tidak berisik dan tidak menyisakan limbah.
Slamet hanya butuh satu komponen yang dibeli dari pasar untuk membuat pembangkit listrik ciptaannya tersebut. Yaitu kapasitor seharga Rp. 850 ribu, sisanya memanfaatkan barang bekas pakai.
Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan pun tertarik atas alat ciptaan Slamet ini. Dahlan kabarnya sudah memesan PLTH ini. Pemkab Malang juga berencana mematenkan karya warganya. Rendra Kresna selaku Bupati Malang mengaku siap memfasilitasi untuk mematenkan karya pria ini.
Slamet berharap bahwa alat ciptaannya tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan. “Semoga ini ada manfaatnya,” tutur Slamet.
Namun, karna takut dijiplak orang lain, Slamet belum menjual penemuannya secara bebas. Hal tersebut dikarenakan temuan hasil renungannya selama bertahun-tahun itu masih belum mendapatkan Hak Paten. Lebih dari itu, rumus spektakuler dalam cara kerja kelistrikan PLTH buatan warga Pujon itu akan dijiplak oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. “Butuh riset sejak tahun 1997. Baru kemudian tahun 2008 saya coba buat. Hasilnya, ternyata bagus dan berhasil,” kata Slamet.
Slamet mengaku kalau dirinya masih takut menjual bebas hasil ciptaannya meski sudah banyak pesanan. Ia tak berani mengiyakan permintaan pembeli sebelum hak paten PLTH temuannya terkantongi, “Ada banyak pesanan. Termasuk dari Malang dan perusahaan-perusahaan di Jatim. Salah satunya, dari BPLS Lumpur Lapindo Porong,” tegasnya. Pesanan juga datang dari Menteri BUMN dan PLN.
Disamping itu, Slamet mengatakan kalau dirinya tidak bisa mengerjakan pesanan dari sejumlah perusahaan karena modal untuk membuat PLTH tidak cukup. Satu unit mesin PLTH untuk 1 fuse dengan hasil 3000 sampai 6000 watt dibutuhkan dana sekitar Rp 5 juta. Sedang untuk 3 fuse yang bisa menghasilkan daya listrik hingga 13000 watt, modal yang dibutuhkan bisa mencapai Rp 15 juta.
Menariknya, seluruh alat dalam PLTH buatan Slamet itu dibuat dari rangkaian barang bekas. Hanya beberapa bagian inti saja yang harus dibeli. “Kapasitor dalam PLTH ini baru. Harganya Rp 850.000. Saya belum mampu membuatnya sendiri karena memakan waktu,” terang Slamet. Warga Pujon itu berharap agar temuannya bisa segera dipatenkan sebelum diproduksi massal.
Sumber : Halomalang
No comments:
Post a Comment