BUKAN kabar baru jika produk-produk
negeri Paman Sam membombardir Indonesia. Namun menjadi kabar yang luar biasa
ketika orang nomor satu di Negara itu, Barack Obama, menyatakan bahwa Indonesia
adalah pasar ekspor yang penting buat negara adidaya ini.
Pernyataan Obama ini disampaikan di depan ribuan karyawan pabrikan pesawat Boeing. "Jadi bulan November lalu, ketika saya berada di Indonesia, Boeing mengumumkan perjanjian dengan bantuan Export-Import Bank untuk menjual lebih dari 200 pesawat ke salah satu perusahaan penerbangan yang paling pesat perkembangannya di dunia. Boeing adalah salah satu eksportir terbesar di AS. Ini adalah penjualan terbesar yang pernah diraih Boeing," kata Obama.
Pernyataan Obama ini disampaikan di depan ribuan karyawan pabrikan pesawat Boeing. "Jadi bulan November lalu, ketika saya berada di Indonesia, Boeing mengumumkan perjanjian dengan bantuan Export-Import Bank untuk menjual lebih dari 200 pesawat ke salah satu perusahaan penerbangan yang paling pesat perkembangannya di dunia. Boeing adalah salah satu eksportir terbesar di AS. Ini adalah penjualan terbesar yang pernah diraih Boeing," kata Obama.
Ya, Obama sepertinya sangat terkesan dengan transaksi pembelian 230 pesawat Boeing oleh maskapai Lion Air. Maklum saja nilai transaksi itu mencapai USD22,4 miliar atau setara dengan Rp201,6 triliun. Angka yang fantastis tentunya.
Kepak sayap maskapai di Tanah Air memang sangat luar biasa. Namun, satu kendala utama yang dihadapi oleh sejumlah maskapai ini adalah masih stagnan soal infrastruktur bandara di Tanah Air. Mungkin saja sejumlah maskapai akan mulai membidik kepak sayapnya ke luar negeri. Namun, potensi pasar transportasi udara di Tanah Air sebenarnya tidak kalah menjanjikan.
Kembali ke perdagangan AS dan Indonesia. Sebenarnya neraca perdangan Indonesia dengan Amerika mencatat surplus. Ini artinya nilai ekspor Indonesia ke negeri Paman Sam itu jauh lebih besar dibandingkan dengan impor. Misalnya saja pada tahun 2006, nilai ekspor Indonesia mencapai USD11,232 miliar sedangkan impor mencapai USD4,025 miliar atau terjadi surplus sekira USD7,175 miliar. Demikian juga pada 2011 (Januari-November). Ekspor Indonesia ke AS mencapai USD15,146 miliar, impor mencapai USD9,647 miliar, sehingga terjadi surplus perdagangan USD5,499 miliar.
Kini, ketika perekonomian AS masih diliputi suasana kurang baik, tentu saja mereka akan mencari negara-negara untuk menjadi obyek ekspor produknya. Indonesia tentunya menjadi pasar yang potensial. Tak heran jika Amerika akan berusaha meningkatkan ekspornya ke Tanah Air. Apalagi Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia, selain China dan India.
Transaksi jual beli pesawat hanyalah salah satu contoh bagaimana negeri Paman Sam berusaha menciptakan ekspor dengan nilai yang besar ke Indonesia. Maka kemudian, tantangan berikutnya dari pelaku usaha di Tanah Air dan juga pemerintah adalah, bagaimana agar pada masa-masa mendatang neraca perdangan tetap surplus. Tentu saja, sudah sepantasnya dilakukan eksplorasi, peningkatan variasi, dan penambahan kuota ekspor ke AS.
Pekerjaan ini tidaklah mudah. Namun dengan produk yang kompetitif, bukan hal yang mustahil ke depan neraca perdagangan kita masih akan tetap surplus.
Source:
Author : M Budi Santosa / 20 Pebruari 2012
No comments:
Post a Comment